Jumat, 24 Juli 2015

PERKEMBANGAN SP 6 AIR TENGGULANG



III.   PERKEMBANGAN SP 6 AIR TENGGULANG

                Setelah angkatan demi angkatan terus berdatangan dan satu-persatu rumah serta pekaranganpun telah terisi oleh penghuni barunya, penggarapan lahan pekarangan mulai pula dilakukan. Sebagai kenangan yaitu pada saat ketika baru datang, jalan menuju rumah yang jaraknya sekitar 25 meter saja rasanya sulit untuk dilewati karena keadaan masih semak belukar dan berlubang-lubang ditambah lagi dengan tumpukan kayu tebangan yang malang-melintang tidak karuan.

                1. Terbentunya Kelompok Pengajian “Yasinan”.
                Sekitar awal bulan September 2001 dengan dipimpin oleh M. Badri sebagai imam mesjid maka dibentuklah kelompok pengajian/Yasinan. Kelompok ini baru meliputi warga yang berasal dari DKI dan pelaksanaannyapun di pusatkan di mesjid pada setiap malam Jumat.
                Ada keyakinan apabila sebuah tempat atau desa sering dibacakan ayat-ayat suci Al Qur’an maka desa tersebut Insya Allah akan senantiasa mendapat Berkah dan Ridho dari Allah. Apalagi ketika kita mengucapkan Tahlil, Takhmid, Takhdim maupun Istigfar terus diarahkan kepada diri sendiri, keluarga, Nabi dan para Sahabatnya serta seluruh yang hidup maupun yang mati, di darat maupun di laut, di bumi maupun di langit maka merupakan suatu kepastian kita telah berjamaah dengan yang nyata maupun yang ghaib dalan beribadah kepada Allah. Kegiatan ibadah ini pula dapat dijadikan benteng desa dari gangguan dari dalam maupun dari luar, dari yang kelihatan maupun dari yang tak terlihat.

2.Terbentuknya Pengurus Mesjid.
                Mesjid merupakan tempat dimana orang merasa bersalah dan berdosa, disini orang merasa rendah dan lemah dihadapan Allah, dan hanya orang-orang yang sombong dan merasa benar sendiri didalam hidupnya tentu akan malas mendatangi Rumah Allah ini, selain itu mesjid juga sebagai pusat pendidikan untuk memperdalan ilmu Islam dan tempat musyawarah
untuk memecahkan masalah-masalah yang sedang berkembang terutama masalah ibadah, akhlak dan keimanan.
Dari definisi di atas maka sudah mestinya jamaah membentuk suatu majelis yang akan bertugas sebagai pengurus mesjid. Pada tanggal 25 Oktober 2001 diadakan musyawarah guna membentuk pengurus mesjid dan dari hasil musyawarah tersebut  diputuskan Damiri sebagai ketua pengurus mejid dan M. Badri sebagai imam masjid yang pertama di SP 6 Air Tenggulang.


3. Terbentuknya nama Masjid.
                 Pengurus serta imam masjid telah terbentuk akan tetapi masjid belum memiliki nama,  pada tanggal 20 Nopember 2001, bertempat di masjid diadakan musyawarah untuk memberi nama  pada masjid di Sp 6 ini. Dari hasil musyawarah  masjid diberi nama Al Muhajirin yang artinya orang-orang yang hijrah. Memang jika diamati sebenarnya seluruh penghuni SP 6 Air Tenggulang merupakan orang-orang yang hijrah dari desanya masing-masing, sebab sebelumnya SP 6 ini merupakan hutan atau belum berpenghuni, jadi jika sekarang sudah ada penghuninya berarti mereka semua adalah orang-orang yang baru hijrah. Dapat pula diartikan sebagai perpindahan dari suatu keadaan atau perbuatan buruk menjadi lebih baik. Nama masjid Al Muhajirin berasal dari usulan Untung Irianto.


                4. Terbentuknya Sekolah Dasar.
                Sore itu Untung Irianto berdiri di atas jembatan kuning yang menghubungkan blok B dan blok C melihat serombongan anak-anak sedang berenang di sungai dan ada sebagian yang sedang memancing ikan. Dari sini timbul inspirasi untuk mendirikan Sekolah Dasar, karena begitu prihatin melihat anak-anak yang baru datang menhabiskan waktunya hanya dengan bermain dan memancing ikan.
                Bermodalkan restu dari Pohan yang saat itu sebagai petugas dari Transmigrasi, Untung Irianto, Usman, Armarida dan Sriyati mengumpulkan masyarakat untuk mendirikan Sekolah Dasar. Pada awalnya usulan Untung Irianto mendapat tantangan dari warga yang kurang setuju, dengan alasan  guru yang akan mengajar (Untung Irianto), Usman, Armarida dan Sriyati) kemampuannya meragukan dan alasan lain bahwa makan saja masih ditanggung oleh Pemerintah jadi bagaimana dapat membayar sekolah?
                Alasan-alasan warga diatas tidaklah membuat surut semangat Untung Irianto dan kawan-kawannya, pada tanggal 1 Desember 2001 dimulailah pendaftaran murid baru. Hasilnya 92 orang anak dengan diantar oleh orang tuanya mendaftarkan diri untuk sekolah. Murid-murid belajar dibalai pertemuan di bagi untuk kelas 1, 2, 3 dan 6 masuk pagi sedangkan untuk kelas 4 dan 5 masuk siang. Siswa belajar mengunakan meja kecil yang dibuat  
oleh orang tuannya masing-masing dan duduk secara lesehan dilantai papan. Sekolah berjalan tanpa biaya alias gratis, para guru mengajar secara suka rela selama 4 bulan. Kapur tulis dan keperluan administrasi oleh Untung Irianto dicarikan dari sumbangan yang antara lain dari petugas Transmigrasi, Kantor Camat (Jairin) dan  Pjs. Kades (Hasim) dan donatur lain yang lupa namanya.  

5. Terbentuknya Ketua RT, Keamanan dan Kelompok Tani.
Tahun pertama kedatangan warga smigrasi  SP 6 Air Tenggulang terasa masih  sangat kental suasana kedaerahan. Sebagai contoh yaitu warga yang berasal dari Jawa Timur hanya mau bergaul dan berkumpul dengan warga dari daerah asalnya, demikian juga warga yang berasal dari Jawa Tengah hanya mau berkumpul dengan warga yang seangkatannya. Kejadian tersebut dapat dilihat ketika ada kegiatan gotong royong dalam membersihkan lokasi perumahan bagi warga Jawa Tengah maka yang diajak hanya orang yang berasal dari Jawa tengah, demikian juga dengan kelompok-kelompok lain, mereka hanya mengajak gotong-royong hanya kepada kelompoknya saja padahal tempat tinggal teman yang satu rombongan ada yang jaraknya 1 kilo meter namun tetap membantu dan diajak royongan, sedangkan tetangga yang berada di sisi kiri-kanan rumahnya tidak diikut sertakan untuk gotong royong, yang lebih mengherankan ketika seseorang sedang mengadakan selamatan (kenduri) yang diundang mereka-mereka yang seangkatan saja walaupun jarak yang diundang lebih dari 500 meter, sedangkan tetangga yang berada disekitar rumah, berhubung tidak berasal dari daerah yang sama maka tidak diundang. Jalan-jalan dan parit di depan rumah warga masih kacau keadaannya dan ketika ada permasalahan antar warga, belum ada orang yang berani menengahi. Keadaan terasa asing karena belum saling mengenal sehingga suasana kotak-kotak antar warga terasa kental sekali.
                Dari kejadian seperti itu, Untung Irianto berinisiatif membentuk Ketua Rukun Tetangga, Keamanan, dan Ketua kelompok Tani. Niat itu disambut baik oleh teman-teman selingkungan baik yang dari Jawa Tengah mapun dari Jawa Timur.
                Jam 16.00 WIB (jam 4 sore), hari Sabtu, tanggal 2 Februari 2002 bertempat di kediaman Untung Irianto (blok C) diadakan musyawarah pembentukan Ketua RT, Keamanan dan Ketua Kelompok tani pertama di SP 6 Air Tenggulang. Terpilih dari hasil musyawarah, Sukimin sebagai Ketua RT Samsi sebagai Ketua kelompok Tani dan Kasidi sebagai keamanan, mereka mengurusi 30 kepala keluarga.     
Dengan terbentuknya pengurus lingkungan, ketertibanpun berjalan karena mulai diadakan kebersihan lingkungan secara bergiliran dengan tidak memandang daerah asal lagi. Jalan dan parit mulai dikerjakan secara gotong royong, jembatan yang tidak terdapat di ujung lorongpun dikerjakan oleh warga secara gotong royong. Kehidupan berjalan normal layaknya desa yang sudah jadi, kerukunan, senda gurau dan bertukar pengalaman menjadi kegiatan sehari-hari yang menimbulkan rasa betah serta nyaman dengan hubungan saling silatur rahmi antar tetangga disekitar.


6. Terbentuknya Kelompok Pengajian Yasinan Bergiliran.
                Tanggal 14 Februari 2002, hari Kamis, di kediaman Untung Irianto dibentuklah kelompok Pengajian Yasinan bergiliran yang pertama. Maksud dari pembentukan kelompok pengajian ini adalah selain beribadah juga untuk mempermudah melaksakan program kegiatan lingkungan.



   Seperti sama-sama telah diketahui bahwa SP 6 Air Tenggulang, sebelumnya adalah berupa hutan yang dijadikan pemukiman, Namanya hutan tentu bukanlah tempat manusia, melainkan tempat segala mahluk selain manusia. Berhubung hak mereka diarampas oleh manusia, jika mahluk itu terlihat maka kita sebagai khalifah masih dapat mengusir dengan senjata yang terlihat pula, akan tetapi perlu disadari bahwa mahluk ciptaan Allah itu bukan hanya yang terlihat saja, tentu ada juga yang tidak terlihat (ghaib). Mengantisipasi ganguan dari yang tidak terlihat maka dari sinilah Untung Irianto berinisiatif membentuk kelompok Pengajian Yasinan Keliling agar setiap malam Jumat diadakan Pengjian secara bergiliran di rumah warga. Dengungan Al Qur’an bergema disertai Tahlil, Takhmid, Takhdim dan Istigfar serta do’a mohon perlindungan dari Yang Maha Perkasa membuat suasana sejuk, tenang, rukun dan damai.
 
7. Terbentunya P3N.
Masih dalam bulan Februari 2002, hanya tanggalnya terlupakan, Ka. UPT Sp 6 Air Tnggulang, Lukman Efendi, mengumpulkan warga dibalai pertemuan guna membentuk P3N.
Dari hasil musyawarah, terpilihlah Adnan NR sebagai P3N pertama kalinya, sedangkan Samin sebagai wakil P3N.